Momen Haru Kepala Rutan Balikpapan Berikan Sarung Sebagai Simbol Perubahan Kepada WBP

    Momen Haru Kepala Rutan Balikpapan Berikan Sarung Sebagai Simbol Perubahan Kepada WBP

    Balikpapan - Sebuah momen haru terjadi di Rutan Balikpapan pada siang hari ini, setelah pelaksanaan shalat Dzuhur. Kepala Rutan Balikpapan, Agus Salim, memberikan sarung kepada salah seorang warga binaan yang memintanya sebagai simbol perubahan dan motivasi untuk terus menjalankan ibadah shalat lima waktu. Senin (24/06/2024).

    Warga binaan tersebut,  bercerita kepada Kepala Rutan bahwa selama hidupnya ia jarang melaksanakan shalat. Bahkan, ia mengaku sudah empat kali masuk ke dalam rutan. Namun, dalam masa tahanannya kali ini, ia mulai rajin menunaikan shalat lima waktu dan merasakan perubahan positif dalam dirinya.

    "Saya ingin sarung ini menjadi pengingat bagi saya untuk selalu shalat, bahkan setelah saya bebas nanti, " ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

    Permintaan sederhana ini disambut baik oleh Agus Salim. Beliau langsung memberikan sarung tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap perubahan positif warga binaannya. 

    "Kami sangat mengapresiasi semangat warga binaan yang berusaha berubah ke arah yang lebih baik. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi dirinya, " kata Agus Salim.

    Tindakan ini bukan hanya sekadar pemberian sarung, tetapi juga simbol dari harapan dan perubahan. Kepala Rutan berharap agar semangat ini terus tertanam dalam diri warga binaan tersebut, sehingga ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik setelah kembali ke masyarakat.

    GALIH WICAKSONO

    GALIH WICAKSONO

    Artikel Sebelumnya

    Hari Kedua Pelaksanaan Penguatan Kapasitas...

    Artikel Berikutnya

    Optimalkan Mapenaling, Kepala Rutan Balikpapan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Kapolri Sebut Pengamanan Nataru Akan Dilakukan 141.443 Personel
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami